Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Maret 2014

Sejarah Kelahiran Fotografi - Sejarah kamera pertama - slr pertama - kelahiran kodak Nikon pollaroid dan Canon

Sejarah Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:
By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

dalam sejarah fotografi Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Sabtu, 22 Februari 2014

Awal Mula Perkembangan Tusuk Gigi

Bagaimana ya perkembangan tusuk gigi dari masa ke masa?

Tusuk gigi telah dikenal sejak jaman pra sejarah. Banyak bukti yang menunjukkan keberadaan tusuk gigi ini pada masa itu. Dulu manusia menggunakan ranting pohon sebagai tusuk gigi. Tengkorak gigi manusia Neanderthal dan Homo sapiens telah menunjukkan bukti-bukti penggunaan alat untuk menusuk gigi. Pada jaman perunggu, tusuk gigi mulai dibuat dari logam, namun pembuatannya masih manual. Kenyataan itu diketahui berdasarkan keberadaan tusuk gigi yang ditemukan di antara barang-barang yang dikuburkan dalam makam-makam prasejarah di Italia Utara dan Alpen Timur.
Di Mesopotamia, tusuk gigi logam juga digunakan secara luas sejak jaman kuno. Konon, sang tiran, Agatokles, dibunuh pada 289 SM melalui racun yang bekerja lambat yang diletakkan pada tusuk gigi oleh seorang budaknya.
Meski tusuk gigi telah ada jauh sebelum manusia modern mengenalnya, namun orang yang dianggap paling berjasa dalam memperkenalkan tusuk gigi ke jaman kita adalah Charles Foster. Ia lahir di Charlestown, Massachusetts, pada 1826. Pada masa remaja ia bekerja menjalankan bisnis ekspor/impor di Brazil. Saat itulah dia melihat gigi-gigi penduduk Brazil yang rapi dan bersih. Kemudian dia mencari tahu penyebab gigi mereka tampak rapi dan bersih. Ternyata mereka menggunakan tusuk gigi yang terbuat dari kayu. Sedangkan di tempat lain, tusuk gigi masih menggunakan logam warisan zaman perunggu.
Dari situ, Foster punya ide untuk membuat tusuk gigi kayu dalam jumlah banyak menggunakan mesin. Maka, dia menghubungi Benjamin Franklin Sturtevant, ahli mesin asal Boston, yang sebelumnya telah membuat mesin pembuat sepatu dengan alas berbahan kayu. Berkat bantuan Sturtevant, pada 1879 Foster mampu memproduksi jutaan tusuk gigi dalam satu hari. Namun masalahnya, penduduk Boston belum terbiasa dengan tusuk gigi kayu. Foster menjual tusuk giginya ke toko-toko dengan sistem konsinyasi. Restoran dan tempat makan juga ditawari produk tersebut, tapi hanya sedikit yang tertarik.
Akhirnya, Foster menemukan ide cemerlang untuk memasarkan produknya. Ia menyewa beberapa orang untuk makan di restoran-restoran dan meminta mereka untuk menanyakan tusuk gigi pada pemilik restoran. Upaya itu berjalan dengan cukup baik. Seiring dengan itu, Foster memasuki restoran demi restoran menwarkan tusuk giginya. Para pemilik restoran pun percaya bahwa tusuk gigi merupakan fasilitas yang harus disediakan untuk konsumen dan mereka menerima tawaran tusuk gigi buatan Foster. Sejak itu, tusuk gigi  menjadi gaya hidup konsumen restoran. Penggunaan tusuk gigi semakin populer dan meluas ke berbagai negara hingga saat ini.

Kamis, 20 Februari 2014

Asal-Usul Kartu Kuning dan Kartu Merah

Bagaimana sih sejarahnya kartu kuning dan merah di sepak bola?

Buat kamu yang suka nonton bola, pasti udah nggak asing sama kartu kuning dan kartu merah. Apakah kartu kuning dan merah ini sudah dikenal sejak sepakbola modern muncul? Ternyata tidak. Kartu kuning dan merah ini baru muncul pada abad 20, yaitu tahun 1970. Ide mengenai kartu kuning ini muncul pada Piala Dunia 1966, pada perempat final antara tuan rumah Inggris dan Argentina. Wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein.
Karena melakukan pelanggaran keras, kapten Argentina, Antonio Rattin, dikeluarkan oleh Kreitlein. Namun, Rattin tak paham apa maksud wasit asal Jerman itu. Dia pun tak segera meninggalkan lapangan. Wasit Inggris yang bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia meminta Rattin untuk meninggalkan lapangan lantaran wasit yang memimpin pertandingan, Rudolf Kreitlein, memutuskan begitu. Karena hanya tahu bahasa Jerman dan Inggris, ia kesulitan menjelaskan keputusannya kepada Rattin.
Karena kasus ini, Ken Aston kemudian berpikir harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan demikian, wasit tak perlu harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain. Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat lampu lalu lintas, dia kemudian mendapatkan ide. Kemudian, dia mengusulkan agar wasit dibekali kartu kuning dan merah. Kartu kuning untuk memberi peringatan keras atau sanksi ringan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Adapun kartu merah untuk sanksi berat, dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan.
Ide itu diterima FIFA. Pada Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah kali pertama digunakan. Sayangnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dikeluarkan sehingga kartu merah tak bisa dikeluarkan pada Piala Dunia 1970. Meski ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.
Ternyata ide ini tak hanya digunakan dalam sepak bola, tapi juga diadopsikan di cabang olahraga hoki. Bahkan, kartu-kartu peringatan di cabang ini menggunakan tiga warna seperti lampu lalu lintas, yaitu hijau, kuning, dan merah. Hijau untuk peringatan, kuning untuk mengeluarkan pemain sementara waktu, dan merah untuk mengeluarkan pemain secara permanen.
Diberdayakan oleh Blogger.