Minggu, 13 April 2014

Filososi Fibonansi

Adalah mustahil bila hidup dianalogikan seperti deret geometri yang memiliki rasio keteraturan tetap. 2, 4, 8, 16, kemudian 32 , dst. Artinya setiap apa yang akan terjadi kelak bisa dikalkulasi secara sempurna tanpa meleset sedikitpun. Sungguh tidak mungkin, kecuali hanya dalam bingkai imajinasi kita yang tak terbatas.
Saya bisa saja membangun imajinasi tentang hidup saya yang sempurna, dengan mengkalibrasi ikhtiar secara maksimal. Tapi menurut garis kalam-Nya, kita dihadapkan pada kenyataan yang berbanding terbalik dengan harapan. Melenceng jauh dari prediksi awal. Maka di situlah eksistensi ketawakalan diperlukan.

Bagi saya pribadi, hidup lebih identik dengan rangkaian angka Fibonacci. Misterius dan tak terprediksi hingga di saat-saat akhir. 2, 4, 6, 10, 16, 26, dst. Deret Fibonacci sebenarnya memang mempunyai formula yang bisa dicari, sehingga membentuk sebuah keteraturan. Misterius disini maksud saya, bahwa dalam perjalanannya, ternyata para ilmuwan dapat menemukan keteraturan2 lain dalam semesta yang sejalan dengan formula Fibonacci.

Kerennya lagi, deret yang dikembangkan oleh Pak Fibonacci ini kemudian menjadi dasar sebuah pola perhitungan modern chaos theory. Chaos Theory sendiri adalah sebuah cabang ilmu matematika dan juga fisika yang membahas sebuah pola pergerakan yang acak namun beraturan. Acak karena tidak pernah menempati titik koordinat yang sama setiap kali bergerak. Beraturan karena selalu pada arah yang sama. Contohnya adalah pergerakan sayap pada kupu-kupu. Meskipun tidak beraturan, pergerakan sayap kupu-kupu selalu sama dari waktu ke waktu yaitu naik dan turun meskipun tidak pernah menempati titik yang sama setiap kali bergerak. (Running Pig - Fibonacci Retracement ).

Jika kita membagi Un dengan Un-1, maka akan diperoleh rasio emas (golden ratio) yang ternyata memiliki keseimbangan sama dengan sejumlah fenomena di alam semesta. Golden ratio bisa kita jumpai sebagai pendekatan paling ideal dengan perbandingan ukuran bagian tubuh manusia rata-rata. Inilah yang banyak dijadikan dasar acuan para seniman dalam menciptakan karya arsitektur mereka. Cangkang-cangkang kebanyakan moluska yang tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik , susunan spiral pada bunga matahari dan buah pinus, hingga lukisan Monalisa karya Da Vinci, kesemuanya mempunyai pola kesesuaian dengan golden ratio. (Harun Yahya, "Keindahan yang diciptakan di alam : Rasio Emas" ).

Bukan mustahil ke depannya masih banyak rahasia-rahasia semesta yang bakal terungkap dengan angka-angka Fibonacci ....

Dalam kerangka nafas manusia, setiap jengkal episode yang dilalui seringkali adalah konsekuensi dari pilihan sebelumnya. Dan sangat mungkin bahwa apa yang kita terima jauh berbeda dengan milik orang lain, karena kapasitas ikhtiar dan garis hidup berlainan. begitulah misteriusnya hidup.

Saya sadar sepenuhnya jalan titian itu panjang dan berliku, sarat keluputan dan kekhilafan. Seperti yang pernah ditulis Om Andrea Hirata, Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis. Namun tiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna.

Maka sebagai manusia biasa, di ujung Ramadhan yang biru ini, izinkan saya memohon maaf kepada kawan semuanya. Atas kealpaan diri, atas tulisan-tulisan yang tak berkenan di hati. Mudah-mudahan kepergian Ramadhan meninggalkan jejak ketawakalan mendaki belantara kehidupan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.