Kamis, 03 April 2014

PELIPUTAN DAN PENULISAN BERITA

1. Pengertian Berita
Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari hahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers (media massa). Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian herita. Bahkan, “News is difficult to define, because it involves many variabe factors,” kata Earl English dan Cirarence Hach. Berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup banyak faktor variabel. “Berita lebih mudah dikenali daripada diberi batasannya,” timpal Irving Resenthall dan Marton Yarmen.
Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan definisi (batasan pengertian) berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang dikandung sebuah berita. Nothclife, misalnya, menekankan pengertian berita pada unsur keanehan’ atau ketidaklaziman, sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu (curiosity). Jika seekor anjing menggigit orang, itu bukanlah berita. Tetapi jika orang menggigit anjing, itulah berita” (If a dog bites a man, it is not news. But if a man bites a dog is news).
Kita boleh sepakat dan tidak sepakat atas pandangan Nothclife tersebut. Karena, jika yang digigit anjing itu orang terkenal, misalnya artis populer atau seorang kepala negara, ia tetap merupakan berita menarik. Positifnya, kita menerima penekanannya bahwa berita yang baik dan layak dicari dan dibuat, sekaligus layak muat di media massa antara lain mengandung unsur “keanehan” itu. Sehingga, berita yang kita buat dibaca orang. Misalnya, informasi tentang kambing berkaki lima, kelahiran bayi berkepala dua, seorang ibu melahirkan saat ibadah haji, dan semacamnya.
Pakar lain seperti Dean M. Lyle Spencer, Willard C. Bleyer, William S. Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutip Dja’far H. Assegaff (1983:5), sama-sama menekankan unsur ‘menarik perhatian” dalam definisi berita yang mereka buat. “Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca,” kata mereka.
Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih lengkap dan untuk keperluan praktis— layak kita jadikan acuan. Ia mengatakan:
“Berita adalah laporan tercepat dan suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”.
Dari pengertian tersebut, kita melihat terdapat empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi” karakteristik utama” sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa (layak mnat). Keempat unsur ini pula yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news values) atau nilai nilai jurnalistik.
1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung makna harfiah berita (news), yakni sesuatu yang baru (new). “Tulisan jurnalistik,” kata Hester, “adalah tulisan yang memberi pembaca pemahaman atau informasi yang tidak ia ketahui sebelumnya.”
2. Nyata (faktual), yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement) sumber berita. Dalam unsur mi terkandung pula pengertian, sebuah berita harus merupakan informasi tentang Sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya. “Seorang wartawan harus menulis apa yang benar saja,” ujar M.L. Stein (1993:26), seraya mengingatkan, “Jangan sekali-kali ia mengubah fakta untuk memuaskan hati seseorang atau suatu golongan. Jika sumber Anda dapat diper caya, itulah yang paling penting.”
3. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak, seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.
4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, di samping yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang bersifat menghibur (lucu), mengandung keganjilan atau keanehan, atau berita human interest (menyentuh emosi, menggugah perasaan).
Secara ringkas dan praktis dapat disimpulkan, berita adalah laporan peristiwa yang memenuhi keempat unsur tersebut karena tidak semua peristiwa layak dilaporkan. Dengan demikian, seorang reporter hendaknya mampu membedakan mana peristiwa yang mempunyai nilai berita dan mana yang biasa-biasa saja.

2. Teknik Reportase: Mencari Bahan Berita
Mencari berita (news hunting, news getting, atau news gathering) —disebut pula meliput bahan berita— adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita (news processing), proses penulisan naskah (news writing), dan proses penyuntingan naskah (news editing).
Tepatnya, meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis, maka segera setelah itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itu yang dinamakan news hunting.
Ada tiga teknik peliputan berita, yakni reportase, wawancara, riset kepustakaan (studi literatur).
a. Reportase
Reportase adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke “TKP” (tempat kejadian perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur berita 5W+1H —What (peristiwa apa), Who (siapa yang terlihat dalam peristiwa itu), Where (di mana kejadiannya), When (kapan kejadiannya), Why (mengapa peristiwa itu terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya).
Peristiwa yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Peristiwanya sendiri secara garis besar terbagi dua:
(1) Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar, dll.
(2) Peristiwa yang tidak terduga kejadiannya, misalnya kebakaran, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, dsb.
Dan segi substansi atau jenis peristiwa, reportase bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu beat system dan follow up system.
Beat System adalah sistem pencarian dan pembuatan bahan berita yang mengacu pada beat (bidang liputan), yakni meliput peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat yang dimungkinkan munculnya peristiwa, informasi, atau hal-hal yang bisa menjadi bahan berita.
Sedangkan follow up system ada teknik “‘meliput bahan berita dengan cara menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul.
Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan hal-hal berikut:
·         Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).
·         Fairness Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartawan pertama yang menyiarkan/menuliskan
·         Cover Both Side atau News Balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
·         Cek dan Ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta/data beberapa kali sebelum menuliskannya.
b. Wawancara
Semua jenis peliputan benita memerlukan proses wawancara (interview) dengan sumber berita atau narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali informasi komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
c. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari kliping koran makalah-makalah atau artikel koran, menyimak brosur-brosur, membaca buku atau menggunakan fasilitas search engine di internet.

3. Unsur-Unsur Berita
Dalam menulis berita, seorang wartawan mengacu kepada nilai-nilai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai “ rumus umum” penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap.
Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H, kependekan dari:
• What = apa yang terjadi
• Where = di mana hal itu terjadi
• When= kapan peristiwa itu terjadi
• Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu
• Why = kenapa hal itu terjadi, dan
• How = bagaimana peristiwa itu terjadi.
“Rumusan Indonesia” 5W+1H adalah 3A-3M, kependekan dari Apa, si-Apa, meng-Apa, bila-Mana, di Mana, dan bagai-Mana. Sebuah berita hendaknya memenuhi keenam unsur tersebut.
Contoh :
Anggota Balai Jurnalistik ICMI Jabar (BATIC) (Who) melakukan kunjungan jurnalistik (What) ke Penerbit Rosda di JI. Ibu Inggit Ganarsih Bandung (Where), Sabtu (24/5) (When). Kunjungan dimaksudkan untuk memahami proses kerja di sebuah penerbitan (Why). Para peserta dengan antusias mengikuti penjelasan yang diberikan pihak Rosda (How).

4. Jenis dan Struktur Berita
Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:
Ø  Straight-News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan suratkabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
Ø  Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman ha1-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
Ø  Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
Ø  Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
Ø  Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
Struktur berita, khususnya berita langsung (straight news), pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan fakta/data yang dianggap paling penting, kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya.
Bagian paling penting ini dituangkan dalam lead —bagian kepala atau alinea pertama berita. “Sudah menjadi hukum jurnalistik,” kata Al Hester, “bagi sebagian besar berita yang akan ditulis dengan menampilkan lebih dulu fakta-fakta yang paling penting.”
Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan pembaca dalam hal efisiensi waktu karena langsung mengetahui berita paling penting. Karenanya, bentuk ini bisa lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, bentuk ini pun memudahkan kerja redaktur/editor/penyunting untuk melakukan pemotongan naskah (cutting) jika kolom/ruang yang tersedia terbatas atau tidak cukup untuk memuat bagian berita.
Struktur berita selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Judul (head)
2. Dateline, yakni tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun. Contoh: Jakarta, Kompas; Jakarta: Republika, Senin, “PR”,-
3. Teras berita (Lead).
4. Isi berita (Body).

5. Teras Berita
Teras berita, disebut pula lead, adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraf pertama. Teras berita merupakan bagian dari komposisi atau susunan berita, yakni setelah judul berita (head) dan sebelum badan berita (news body).
Teras berita umumnya disusun dalam bentuk:
  • Summary Lead atau Conclusion Lead (teras herita yang menyimpulkan dan dipadatkan).
Contoh :
Kepala Negara mengisi hari Iiburnya dengan kegiatan santai di Kebun Raya dan Taman Sata Bogor, Minggu (14/12)
  • Statement Lead (teras berita berupa pernyataan)
Contoh :
Kapolri menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus Udin hingga pembunuhnya tertangkap.

  • Quotation Lead (tens berita kutipan).
Contoh :
“Penyebar isu menyesatkan harus diusut dan dihukum,” demikian dikatakan Kepala Negara, kemarin, menanggapi munculnya isu-isu yang meresahkan masyarakat belakangan ini.
  • Contrast Lead (teras berita kontras)
Contoh :
Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya berita lebih balk mengutamakan unsur dalarn sebulan terakhir ni dilanda kernarau. Warga rnerasakan kesulitan niendapatkan air bersih.
  • Exclamation Lead (teras berita yang menjerit).
Contoh :
“Tidak..!’ demikian teriak histeris terdakwa AP, mendengar putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
Mengenai penulisan teras berita ini, ada 10 pedoman yang dikeluarkan PWI Pusat, sebagai berikut:
1. Teras berita yang menempati alinea pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea pertama dapat terdiri dari lebih satu kalimat akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi dari tiga kalimat.
2. Teras berita jangan mengandung lebih da 30-45 kata.
3. Teras berita harus ditulis sebaik-baiknya, sehingga mudah ditangkap dan cepat dipahami, kalimatnya singkat, sederhana, susunan bahasanya memenuhi prinsip ekonomi bahasa, menjauhkan kata mubazir, satu gagasan dalam satu kalimat, dibolehkan memuat lebih dari satu unsur 5W+ 1H.
4. Hal yang tidak begitu mendesak, berfungsi sebagai pelengkap, hendaknya dimuat dalam badan berita (body).
5. Teras berita lebih baik mengutamakan unsur “apa” (what).
6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur “siapa” (who). Tetapi, bila unsur siapa itu kurang menonjol, sebaiknya dimuat pada badan berita.
7. Teras berita jarang menonjolkan unsur kapan (when), kecuali bila unsur itu punya makna khusus dalam berita itu.
8. Bila harus memilih dari dua unsur, yakni unsur tempat (where) dan waktu (when), maka pilihlah tempat dulu, baru waktu.
9. Unsur lainnya, yakni bilamana dan mengapa, diuraikan dalam badan berita, tidak dalam teras berita.
10. Teras berita dapat dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead), asalkan kutipan itu tidak berupa kalimat panjang. Pada alinea berikutnya, tulis nama orang itu, tempat, serta waktu dia membuat pernyataan itu.
Berikut contoh-contoh teras berita berdasarkan penonjolan sa satu unsur dan rumusan 5W÷1H.
v  Teras Berita Apa (What).
o  Gedung Islamic Centre Bandung (what) diresrnikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Barat kemanin.
v  Teras Berita Siapa (Who).
o  Gubernur Jawa Barat (who) meresmikan penggunaan Gedung Islamic Centre Bandung kernarin.
v  Teras Berita di Mana (Where).
o  Di Gedung Islamic Centre Bandung (where) tengah berlangsung pameran busana Muslimah dan bazer buku-buku Islam.
v  Teras Berita Kapan (When).
o  Mulai besok (when) para nasabah 16 bank yang terlikuidasi dapat mencairkan uang simpanannya di bank-bank yang telah ditunjuk.
v  Teras Berita Mengapa (Why).
o  Untuk memulihkan kondisi fisik yang kelelahan (why), Kepala Negara akan beristirahat selama 10 hari atas anjuran tim dokter.
v  Teras Berita Bagaimana (How).

o  Melalui Pendidikan dan pelatihan wartawan (how), PWI terus berupaya meningkatkan profesiolisme anggotanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.