Metode Penciptaan Seni Kriya
Lahirnya sebuah karya seni tentu bukan lahir begitu saja, akan
tetapi mengalami proses yang tersistematis. Proses dalam pembuatan karya secara
tersusun akan memudahkan pengkarya dalam menciptakannya. Kematangan konsep yang
dirancang pasti dalam proses pengolahan akan mengalami perubahan, untuk
menambah nilai keindahan ataupun menutupi suatu kesalahan yang terjadi.
Perubahan itu wajar asalkan tidak mengalami perubahan secara keseluruhan baik
dari segi wujud, isi maupun dari konsep dari rancangan karya tersebut.
Menurut Gustami (2007:329),
melahirkan sebuah karya seni khususnya seni kriya secara metodologis melalui
tiga tahapan utama, yaitu Eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep, dan
landasan penciptaan), Perancangan (rancangan desain karya) dan Perwujudan
(pembuatan karya).
Eksplorasi meliputi langkah
pengembaraan jiwa dan penjelajahan dalam menggali sumber ide.
Langkah-langkah tersebut meliputi penggalian sumber penciptaan baik secara
langsung di lapangan maupun pengumpulan data referensi mengenai tulisan-tulisan
dan gambar yang berhubungan dengan karya. Dari kegiatan ini akan ditemukan tema
dan berbagai persoalan. Langkah kedua adalah menggali landasan teori,
sumber dan referensi serta acuan visual untuk memperoleh konsep pemecahan
masalah secara teoritis, yang dipakai nanti sebagai tahap perancangan.
Tahap perancangan terdiri
dari kegiatan menuangkan ide dari hasil analisis yang telah dilakukan ke dalam
bentuk dua dimensional atau disain. Hasil perancangan tersebut selanjutnya
diwujudkan dalam bentuk karya. Perancangan meliputi beberapa tahapan,
diantarnya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut
dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai desain terpilih.
Pemilihan tersebut tentunya mempertimbangkan beberapa asfek seperti teknik,
bahan, bentuk dan alat yang digunakan. Kemudian tahapan kedua menyempurnakan
sketsa terpilih menjadi desain sempurna, sesuai ukuran, skala, bentuk asli dan
penempatannya. Kemudian tahapan terakhir membuat gambar kerja, terdiri dari
tampak depan, tampak samping, tampak atas, potongan, dan perlengkapan lainnya
yang terdapat dalam karya.
Tahap perwujudan merupakan
tahap mewujudkan ide, konsep, landasan, dan rancangan menjadi karya. Dari semua
tahapan dan langkah yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi untuk
mengetahui secara menyeluruh terhadap kesesuaian antara gagasan dengan karya
diciptakan. Tahapan pembuatan karya misalnya Kriya Kayu ada beberapa tahapan,
dianatarnya: persiapan bahan, pemberian pola atau desain, pembentukan,
penghalusan dan finishing akhir. Begitu juga dengan perwujudan seni karya seni
Kriya lainnya.
Berdasarkan tiga tahap metode
penciptaan karya seni kriya tersebut dapat diuraikan menjadi enam langkah
proses penciptaan karya seni. Enam langkah tersebut diantaranya: pengembaraan
jiwa, menentukan konsep/tema, merancang sketsa, penyemrpunaan desain,
mewujudkan karya dan evaluasi akhir.
Tiga tahap dan enam langkah
tersebut merupakan proses penciptaan karya seni kriya yang mengacu kepada
metodologi ilmiah. Proses penciptaan seni kriya yang berfungsi peraktis apabila
mengikuti tahap tersebut, maka hasilnya akan persis apa yang dirancang dalam
desain. Karena karya fungsional dari awal perancangan hasilnya telah diketahui.
Sedangkan untuk karya ekspresi tidak dapat sepenuhnya mengikuti tahap tersebut,
sejak awal perancangan belum diketahui hasil akhirnya yang hendak dicapai.
Karena dalam proses penciptaanya selalu berubah-ubah dan berkembang sesuai
konsisi dan keadaan.
Sumber:
Gustami, Sp 2007, Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Ide
Dasar Penciptaan Karya, Prasistwa:
Yogyakarta.
1 komentar:
saya mencari buku ini untuk tugas tugas kuliah, tapi saya cari cari tidak ketemu..... beli buku ini dimana ya ???
terimakasih
Posting Komentar