Minggu, 26 Januari 2014

Metode Penciptaan Seni Kriya



Metode Penciptaan Seni Kriya
Lahirnya sebuah karya seni tentu bukan lahir begitu saja, akan tetapi mengalami proses yang tersistematis. Proses dalam pembuatan karya secara tersusun akan memudahkan pengkarya dalam menciptakannya. Kematangan konsep yang dirancang pasti dalam proses pengolahan akan mengalami perubahan, untuk menambah nilai keindahan ataupun menutupi suatu kesalahan yang terjadi. Perubahan itu wajar asalkan tidak mengalami perubahan secara keseluruhan baik dari segi wujud, isi maupun dari konsep dari rancangan karya tersebut.
Menurut Gustami (2007:329), melahirkan sebuah karya seni khususnya seni kriya secara metodologis melalui tiga tahapan utama, yaitu Eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep, dan landasan penciptaan), Perancangan (rancangan desain karya) dan Perwujudan (pembuatan karya).
Eksplorasi meliputi langkah pengembaraan jiwa dan penjelajahan dalam menggali sumber ide.  Langkah-langkah tersebut meliputi penggalian sumber penciptaan baik secara langsung di lapangan maupun pengumpulan data referensi mengenai tulisan-tulisan dan gambar yang berhubungan dengan karya. Dari kegiatan ini akan ditemukan tema dan berbagai persoalan.  Langkah kedua adalah menggali landasan teori, sumber dan referensi serta acuan visual untuk memperoleh konsep pemecahan masalah secara teoritis, yang dipakai nanti sebagai tahap perancangan.
Tahap perancangan terdiri dari kegiatan menuangkan ide dari hasil analisis yang telah dilakukan ke dalam bentuk dua dimensional atau disain.  Hasil perancangan tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk karya. Perancangan meliputi beberapa tahapan, diantarnya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai desain terpilih. Pemilihan tersebut tentunya mempertimbangkan beberapa asfek seperti teknik, bahan, bentuk dan alat yang digunakan. Kemudian tahapan kedua menyempurnakan sketsa terpilih menjadi desain sempurna, sesuai ukuran, skala, bentuk asli dan penempatannya. Kemudian tahapan terakhir membuat gambar kerja, terdiri dari tampak depan, tampak samping, tampak atas, potongan, dan perlengkapan lainnya yang terdapat dalam karya.
Tahap perwujudan merupakan tahap mewujudkan ide, konsep, landasan, dan rancangan menjadi karya. Dari semua tahapan dan langkah yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui secara menyeluruh terhadap kesesuaian antara gagasan dengan karya diciptakan. Tahapan pembuatan karya misalnya Kriya Kayu ada beberapa tahapan, dianatarnya: persiapan bahan, pemberian pola atau desain, pembentukan, penghalusan dan finishing akhir. Begitu juga dengan perwujudan seni karya seni Kriya lainnya.
Berdasarkan tiga tahap metode penciptaan karya seni kriya tersebut dapat diuraikan menjadi enam langkah proses penciptaan karya seni. Enam langkah tersebut diantaranya: pengembaraan jiwa, menentukan konsep/tema, merancang sketsa, penyemrpunaan desain, mewujudkan karya dan evaluasi akhir.
Tiga tahap dan enam langkah tersebut merupakan proses penciptaan karya seni kriya yang mengacu kepada metodologi ilmiah. Proses penciptaan seni kriya yang berfungsi peraktis apabila mengikuti tahap tersebut, maka hasilnya akan persis apa yang dirancang dalam desain. Karena karya fungsional dari awal perancangan hasilnya telah diketahui. Sedangkan untuk karya ekspresi tidak dapat sepenuhnya mengikuti tahap tersebut, sejak awal perancangan belum diketahui hasil akhirnya yang hendak dicapai. Karena dalam proses penciptaanya selalu berubah-ubah dan berkembang sesuai konsisi dan keadaan.
Sumber:
Gustami, Sp 2007, Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan Karya, Prasistwa: Yogyakarta.

1 komentar:

Arni Alisha mengatakan...

saya mencari buku ini untuk tugas tugas kuliah, tapi saya cari cari tidak ketemu..... beli buku ini dimana ya ???
terimakasih

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.